KEMISKINAN BUKANLAH ALASAN UNTUK TIDAK SUKSES

Siapa yang mengira kalau seorang bocah yang lahir dari kalangan bawah akan menjadi pengusaha sukses saat dewasa, Saya adalah mahasiswa swasta di Yogyakarta, saya berasal dari klaten jawa tengah, berikut ini adalah kisah sukses dari tetangga saya.

Sukamdani Sahid Gitosardjono dalam meraih sukses merupakan sebuah kisah yang cukup menarik. Melalui kerajaan bisnis yang berfokus pada usaha hotel, Sukamdani Sahid Gotosardjono mungkin bisa dikategorikan sebagai raja hotel di Indonesia.

Betapa tidak, jaringan hotelnya tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Melalui label Sahid Group, Sukamdani memiliki 14 hotel dengan 2750 kamar. Hotel yang dimilikinya mulai dari hotel berbintang tiga dan yang paling mewah berbintang lima berlian.

Sangat menarik mengikuti kisah pengusaha yang lahir di  Jawa Tengah, 14 Maret 1928 ini. Meskipun hotel yang dimilikinya sudah berkelas internasional, namun dalam pengelolaannya Sukamdani mengutamakan nasionalisme yang layak diacungi jempol. Seluruh  manajemen di hotel yang tergabung dalam Sahid Group, sepenuhnya dipercayakan kepada tenaga asli Indonesia, kecuali Hotel Sahid Jaya. Hal ini terkait dari kisah masa kecil Sukamdani.


Lahir dari  keluarga miskin, anak dari R. Sahid Djogosentono ini sudah memiliki bakat berwirausaha sejak kecil. Semangat untuk beranjak dari hidup susah, begitu kuat melekat dan mewarnai kehidupannya. Sukamdani kecil, sudah dibiasakan untuk membantu orang tuanya berjualan berbagai kebutuhan rumah tangga.

Setiap kali usai membantu ibunya, Sukamdani kecil mendapatkan uang sekadarnya dari ibunya sebagai uang jajan. Oleh Sukamdani, uang pemberian ibunya tidak dibelikan jajan sebagaimana anak sebayanya. Uang tersebut ditabung dan kemudian dibelikannya ayam untuk dipelihara.

Jika ayam yang dimilikinya sudah banyak, ayam-ayam tersebut dijualnya. Uang hasil penjualan lantas dibelikan kambing . Pun, setelah kambing yang dimilikinya banyak ia akan menjualnya dan uangnya dibelikan kerbau. Demikian seterusnya hingga Sukamdani beranjak dewasa.

Saat berusia 24 tahun, Sukamdani merantau ke Jakarta. Di ibu kota, Sukamdani sempat menjadi abdi negara di Departemen Dalam Negeri. Merasa gaji yang diterima sangat sedikit, Sukamdani memutuskan untuk keluar dan bekerja di sebuah percetakan.

Dari dunia percetakan inilah nasib Sukamdani mulai berubah. Uang yang diperoleh dari bekerja, dikumpulkan sehingga Sukamdani mampu mendirikan sebuah percetakan sendiri di atas sebuah tanah sewaan.

Tanah sewaan tersebut, kini sudah menjadi milik Sukamdani. Di atas tanah yang berada di kawasan Sudirman, Jakarta tersebut kini sudah berdiri hotel Sahid Jaya. Dari kawasan itu pula, kisah pengusaha Sukamdi sahid Gitosardjono berubah. Dan nama orang tuanya kini digunakan untuk nama group usahanya sekaligus nama untuk 14 hotelnya.

Leave a comment